Tradisi Tepung Tawar Rumah Baru Tetap Dijaga dalam Budaya Masyarakat Indonesia

Foto:keluarga yang sedang melakukan tradisi tepung tawar rumah baru



STABAT, BAKSYA.COM-Di tengah gemerlapnya perkembangan zaman sekarang, tradisi-tradisi budaya Indonesia tetap dijunjung tinggi. Salah satu di antaranya adalah tradisi tepung tawar rumah baru, yang saat ini masih dijalankan dengan penuh kekhidmatan di berbagai pelosok tanah air.

Tradisi tepung tawar rumah baru merupakan salah satu upacara kecil yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika seorang keluarga pindah ke rumah baru mereka. Meski sederhana, upacara ini penuh dengan makna filosofis yang mendalam.

Pada hari Jum’at, 09 Juni 2024, keluarga Fery Sandrian di Desa Stabat Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengadakan upacara tepung tawar untuk rumah baru mereka yang baru selesai dibangun. Acara dimulai sejak pagi hari dengan persiapan matang oleh keluarga besar, tetangga, dan kerabat yang turut serta dalam kegiatan ini.

Ketika matahari mulai meninggi, semua orang berkumpul di sekitar pintu depan rumah baru yang dihiasi dengan janur kuning, bunga melati, dan sirih. Seorang sesepuh dari desa, memimpin upacara dengan penuh khidmat. Ia membacakan mantra-mantra kuno yang dipercaya dapat membersihkan energi negatif dan membawa keberuntungan bagi pemilik rumah yang baru.

Setelah itu, tepung kunyit yang telah disiapkan dalam sebuah tampah kayu diserahkan kepada kepala keluarga untuk melaksanakan tepung tawar. Dengan penuh kekhusyukan, kepala keluarga menyebarkan tepung kunyit secara merata di seluruh ruang depan rumah, melambangkan penyucian dan perlindungan dari segala hal buruk.

"Tradisi tepung tawar ini sudah turun-temurun kami lakukan dalam setiap perpindahan rumah baru. Ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga sebuah ungkapan syukur atas berkah yang diberikan," ujar ibu rumah tangga, Ibu Ferdy, sembari tersenyum bahagia.

Acara berlanjut dengan pemberian ucapan selamat dari tetangga dan kerabat yang hadir, serta diakhiri dengan jamuan makanan tradisional Jawa yang disediakan oleh keluarga Surya sebagai ungkapan terima kasih atas kehadiran dan doa restu dari para tamu.

Tradisi tepung tawar rumah baru seperti ini bukan hanya sekadar mempertahankan warisan budaya, tetapi juga menjadi momen berharga yang mempererat hubungan antarwarga dalam sebuah komunitas. Dengan menjaga tradisi ini, diharapkan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal tetap terjaga dan diteruskan kepada generasi berikutnya.

Lebih baru Lebih lama